Contrast
induced nephropathy (CIN)
A. Definisi
Contrast induced nephropathy (CIN)
merupakan salah satu komplikasi serius akibat pemakaian zat kontras berbahan
dasar iodium yang dipakai dalam tindakan radiologi. Contrast induced
nephropathy didefinisikan sebagai suatu kejadian acute kidney injury (AKI)
yang ditandai dengan peningkatan relatif atau absolut dari kadar kreatinin
serum dibandingkan dengan nilai awal akibat paparan terhadap zat kontras yang
digunakan dalam tindakan radiografi dengan catatan tidak ada riwayat gangguan
renal sebelumnya (Wolak et al., 2013).
B.
Epidemiologi
Kejadian CIN cukup rendah pada pasien
dengan fungsi ginjal yang normal yaitu berkisar antara 1-2% (Kellum et al.,
2012), namun dengan adanya faktor risiko, angka kejadian CIN bisa meningkat
mencapai 25-50% (Rudnick et al., 2008; Zhou dan Duan, 2013). Jenis nefropati ini telah menjadi penyebab ketiga
terbesar gagal ginjal akut yang didapat di rumah sakit, terhitung 12% dari
semua kasus. Risiko CIN terus berkembang dengan penggunaan media kontras pada
pasien-pasien dengan risiko tinggi.
C.
Gambaran
Klinis
Gambaran klinis CIN sangat luas,
mulai dari peningkatan kreatinin serum sementara sampai oliguri atau gagal
ginjal akut. Penemuan silinder sel epitel urin (sel epitel tubulus renal dan
silinder granular), debris, kristal kalsium oksalat dan urat tidak spesifik
untuk CIN. Natrium urin yang rendah (<1%) dilaporkan sering ditemui walaupun
penemuan ini tidak spesifik untuk CIN. Osmolaritas urin biasanya kurang dari
400 mOsm/kg H2O. Pemeriksaan nefrogram atau CT 24 jam setelah pemberian media
kontras juga dapat memperkirakan diagnosis CIN tapi tidak spesifik. Kejadian
gagal ginjal akut dengan oliguria (volume urin < 400 mL/24 jam) setelah pemberian
kontras dan bertahan selama 2-5 hari, kemudian kembali dalam 14-21 hari. Kadang
kondisi ini juga memerlukan hemodialisa. Harus diperhatikan bahwa semua tanda
dan gejala CIN tidak spesifik untuk kepastian diagnosis.
D.
Patogenesis
Bermacam mekanisme diperkirakan
berperan pada patofisiologi CIN. Minimal tiga mekanisme yang berbeda terlibat
yaitu cedera hipoksia ginjal, penyumbatan tubulus dan mungkin melalui efek
toksik langsung pada sel epitel tubulus. Gambar 1 memperlihatkan skema
patomekanisme CIN.
·
Gangguan fungsi ginjal sebelumnya
·
Diabetes melitus dengan insufisiensi
ginja
·
Status hidrasi yang kurang
·
Volume dan waktu pemberian media kontras
·
Osmolalitas kontras
F. Pengobatan
Pengobatan yang telah dipercaya
untuk nefropati akibat media kontras harusnya dimulai dengan pengenalan
gangguan ginjal setelah pemberiannya. Pada pasien-pasien dengan risiko tinggi,
fungsi ginjal harus dimonitor lebih hati-hati dengan mengukur nilai kreatinin
serum sebelum dan tiap hari selama 5 hari setelah pemberian media kontras atau
prosedur radiografi.
Bila
CIN teridentifikasi, penangananya sama seperti yang dilakukan terhadap gagal
ginjal akut karena sebab lainnya. Perawatan rumah sakit dan monitor berkala
elektrolit serum diperlukan untuk mencegah hiperkalemia, hiponatremia,
hiperfosfatemia, hipokalsemia, hipermagnesemia dan asidosis metabolik yang
berhubungan dengan kasus gagal ginjal akut tersebut. Pemberian nutrisi yang
tepat dan sesuai serta perhatikan asupan dan keluaran cairan yang sesuai dengan
kebutuhan, sampai nilai kreatinin kembali seperti semula. Kenaikan fosfat yang tinggi bisa diterapi menggunakan pengikat
fosfat (phosphate binder) seperti kalsium karbonat (calcium carbonate);
hiperkalemia diterapi dengan restriksi diet dan resin pengikat kalium
(potassium-binding resins) atau infus dekstros-insulin jika nilai kalium > 6.5
mmol/L.
Koreksi
asidosis mungkin memerlukan natrium bikarbonat per oral. Pada kasus berat
mungkin memerlukan hemodialisa sementara. Hanya sedikit pasien yang tidak
menunjukkan respon baik dengan terapi konservatif sehingga memerlukan dialisa
permanen atau transplantasi ginjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar